Welcome To My Paradise

Welcome To My Paradise

Senin, 19 November 2007

Throught 7th Anniversary

--------------------------------TUJUH TAHUN YANG LALU----------------------------------

Ndut menatapku dengan senyuman. Di balik kerling mata sipitnya, seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan. "Tengah malam nanti, kita ke bandung yuk?" katanya.

Terang saja aku bingung. Bagaimana ujug –ujug rencana itu bisa muncul. Setelah aku terdiam lama, akhirnya ku jawab dengan tertawa, "Ah becanda.."
"Ini seriues. Berani gak?" kejarnya.
Ku jawab sekenanya, “Berani. Siapa takut? Tunggu aku selesai bikin satu berita lagi."
Ndut hanya tersenyum. Di kisaran pukul 24, kita berangkat. Menghabiskan malam dalam perjalanan. Di atas bus jurusan tanah parahyangan.


Di Bandung, bersama hujan turun menemani. Bersama pepohonan, rerantingan, juga dedaunan. Bersama rerumputan, semak daun teh-tehan. Bersama wangi tanah basah yang lusuh kecoklatan. Bersama kumbang yang terbang hinggap di dahan. Bersama semburat Rino yg mulai mengintip di ufuk timur. Bersama cinta yang baru bersemi dari dalam lubuk hati yang tak pernah mati.


Hingga kita berdua hanyut dalam dekapan. Menumpahkan keletihan yang mendera pikiran, bagai gundah yang tak tertahan. Ketika lambat pelan kita hanyut dalam pelukan, merasakan suasana yang damai, melihat hujan betapa bening, terasa kelam namun menghanyutkan. Di balik kerling sipit matanya, kurasakan adanya bayangan surga di dalamnya. Ndut mengusap keningku dan mengucap nama lengkapku berulang-ulang.


---------------------------------DUA TAHUN USAI-------------------------------------------

Tengah malam itu. Dengan hujan yang masih deras menghujam, yang ku tatap dengan gamang. Menerawang, jauh ke depan. Tentang impian dan harapan kelak di masa yang akan datang. Akankah ini untuk selamanya? Akankah ndut betah bersama? Entah kenapa hujan seringkali menemani semua moment kita?


Saat itu memang indah. Sumpah.
Di mana kita ber hujan-hujan, di mana kita bisa merasakan embun pagi yang jatuh berluruhan. Dengan secangkir susu segar hangat di tangan. Dimana kita bisa melihat lengkung pelangi manakala hujan berhenti ketika Bagaskara datang menyinari. Di mana aku, di mana kamu, hidup bersama, dalam bahagia.



---------------------------------EMPAT TAHUN TERLEWATI-------------------------------

Sambil melihat hujan, kita berbicara. Berbicara tentang masa kemarin. Berbicara tentang masa kali pertama kita bertemu. Tentang berhujan-hujan di padi-padi café. Juga berbicara tentang semua kenangan indah yang baru kita rajut. Ku suka sekali membicarakan masa lalu (hingga kini). Bagiku, masa lalu itu begitu indah untuk dikenang.

Suatu kali, sempat ku berucap ,"Di tempat ini, disini, aku sudah merasa cukup, aku tak ingin apapun lagi, karena aku udah punya ndut." Ndut bersuara, "Apa..?" Ndut seperti ingin aku mengulangi kalimat itu. Ketika selesai ku ulangi, ndut tersenyum senang. Senyum itu terus bertengger seharian.


---------------------------------TUJUH TAHUN HAMPIR TERGENAPI-----------------------

Kini, hujan masih setia turun menemani. Namun guyurannya makin mengganas. Berkolaborasi dengan angin dan petir, dia menderu meluruhkan pohon dan papan reklame. Hujan. Tak ada pelangi sepeninggal hujan. Ah hujan, seperti sebuah tangisan, juga sebuah kesedihan, karena Betara Kala marah kepada Awan. Saling berteriak dan bertengkar, berarak dan bergemuruh. Mengundang halilintar bangun dan menggelegar. Hingga matahari, rembulan, dan bintang sembunyi ketakutan. Lalu langit menghitam. Membuat suasana mencekam, menyakitkan. Sepotong senyummu pun tak lagi mengguyuriku seperti dulu. Selarit jerit petir bagai rombongan layat keranda mayat. Bersama mendung hitam di Langit, Bersama cinta yang terus bersemi dari dalam lubuk hati yang tak pernah mati. Apakah kita kan terus betah bersama?

~ Dari Jakarta untuk mu di Surabaya.

Kamis, 15 November 2007

Perdana

Ini tulisan pertama saya di blog. Setelah sekian lama ingin punya blog, akhirnya kini kesampaian juga. Meski saya bekas reporter, tapi soal tulis menulis.. waduh.. bikin malu :P. Makanya, dengan segenap rasa malu saya coba tulis sesuatu disini. Silakan di ketawain.

Udah ah.. kayaknya gue harus pulang. Ada Sepasang tikus guede guede, sejak tadi hilir mudik dibawah meja saya. kayaknya mereka lagi pacaran. dari tadi saling kejar mengejar kayak film Bolywood kuche kuche hota hai. Jangan di kira saya tidak takut ya tikus, Saya takut bangets.. (halah..garing :) )